Begini Dampak Buruk jika Kerusakan Hutan Masih Terus Berlanjut

kerusakan-hutan

Sekian Banyak bln terakhir, bencana kebakaran hutan konsisten melalap & mengambil informasi jelek bagi jutaan masyarakat Sumatera & Kalimantan. Luasnya lokasi kebakaran hutan semakin menyulitkan operasi pemadaman. Akibatnya, hutan konsisten terbakar, merambat makin meluas, mengambil kabut asap yg begitu pekat di Propinsi Riau & sebahagian akbar wilayah Kalimantan.

Terbakarnya tempat hutan di Sumatera & Kalimantan terang menambah akbar angka luasan wilayah hutan di Indonesia yg rusak. Padahal, menurut salah satu aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) seperti yg dikabarkan CNN Indonesia, rusaknya hutan sanggup jadi salah satu penyebab dari datangnya penyakit bagi manusia. Terhadap dasarnya seluruhnya factor di alam semesta ini benar-benar mempunyai keterkaitan, jikalau hutan yang merupakan salah satu bidang di dalamnya makin rusak, sehingga bakal berhubungan serta-merta dgn keadaan manusia di dalamnya.

Mirisnya, kerusakan hutan & kerusakan lingkungan terhadap skala yg lebih agung lebih sering berlangsung akibat dari ulah manusia itu sendiri. Tidak bisa dielak, tabiat manusia makin tidak mampu menghargai & menjaga alam. Budaya tidak kenal aturan di kota di bawa sampai masuk ke dalam hutan, ke atas gunung. Sampah berserak, api sengaja dinyalakan. Sehingga timbullah kebakaran hutan.

Bagaimanakah rusaknya hutan akan berdampak jelek bagi manusia? berikut penjelasannya.

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, waktu hutan itu rusak, sehingga oksigen terang dapat menyusut. Hutan miliki peranan mutlak bagi terjaganya kandungan oksigen di bumi. Tetap teringat gimana pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam di bangku sekolah basic dulu? Dulu kita sempat menggali ilmu berkaitan pepohonan yg mengeluarkan oksigen & setelah itu menyerap karbon utk proses kehidupannya, berbanding terbalik dgn manusia yg membutuhkan oksigen & mengeluarkan karbon.

Kalau oksigen menyusut sehingga dengan cara automatic dapat mengurangi mutu hawa yg jadi keperluan wajib manusia dalam proses kehidupan. Sehingga dari itu jadi wajar kalau kebakaran hutan di Riau & Kalimantan sudah menurunkan jauh mutu hawa.

Telah hutannya habis terbakar, mutu hawa juga semakin hancur dgn selimut tebal kabut asap yg teramat menyesakkan pernafasan. Sekian Banyak saat dulu, angka Indeks Standar Pencemaran Hawa (ISPU) di Pekanbaru & sekitarnya bahkan telah menyentuh 3 kali lipat level berbahaya, ialah menembus 800 ISPU. Mutu hawa yg begitu dengan cara umum bisa menyebabkan ancaman kesehatan serius kepada komunitas penduduk. Dampaknya dapat iritasi mata, batuk, dahak & sakit tenggorokan, sampai kegagalan pernafasan & risiko berbahaya bagi janin ibu yg hamil.

Apalagi lagi, ancaman berikutnya datang dari hama. Menurut Walhi, jikalau hutan sudah rusak sehingga hama yg berada di pedalaman hutan bakal bermigrasi mencari ruang baru. Dampaknya dapat amat merugikan kalau hama itu pindah & menyerang tanaman petani di kira kira area komunitas warga. Kalau telah begitu, kerusakan hutan telah memunculkan efek yg amat akbar bagi kehidupan manusia.

(CAL) img : greenpeace

Sumber

Tinggalkan komentar