Menengok Lantunan Merdu Ngaji para Bocah Rohingya

Ngaji Anak Rohingya

Di antara riuhnya nada orang dewasa disudut area itu, sayup-sayup terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran ke luar dari mulut anak-anak Rohingya. Anak-anak itu, tiap tengah malam mengaji Al-Quran di Komplek Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara. dibawah bimbingan seseorang imam Sayed Mohammad Kareem, anak-anak itu mempelajari mengeja Al-Qur’an, huruf demi huruf, ayat demi ayat, makna demi makna. Sesekali bacaan ayat anak-anak itu dihentikan sang imam, buat dikoreksi.

“Bismillahirrohmaanirrohiem. Arrahmaanirohiim. Maaliki yaumiddin. Iyyakana budu iyya ka nasta’in…”

Demikian nyata damainya lantunan anak-anak Rohingya itu. Mengambil ketenangan batin yg tidak dapat ditebus dgn apapun kebahagiaan. Mereka – anak Rohingya – seakan sudah melupakan seluruhnya derita pilu yg pernah mereka rasakan tatkala hidup dalam umur mungil penuh siksa & derita di tanah Rakhine, Myanmar.

Tidak terbayang kalau menengok kebelakang. Sebelum seluruhnya nikmat ini mereka peroleh, satu buah kehidupan hampir memusnahkan mimpi mereka bakal hari depan. Kehidupan yg berjalan ditengah laut, tiga sampai empat bln lamanya. Mereka terkatung-katung diatas air nan luas, menderita dgn kisah yg sebahagian cuma mereka sendiri yg tahu, & cuma mereka sendiri yg rasa. Sebahagian mesti dilempar ke laut, dikarenakan meregang nyawa lepas dari raga, tidak kuat menahan derita, bersama-sama beberapa orang dewasa yg terluka.

Begitulah sekelumit kisah miris nan pilu yg terpaksa mesti di jalani oleh beberapa ratus ribu etnis Rohingya. Etnis paling teraniaya di dunia menurut lansiran Perserikatan Bangsa-Bangsa. Miskin, buta huruf latin & tidak mampu membaca kitab mereka sendiri, Al-Quran, akibat terberangusnya hak-hak basic menjalankan kepercayaan mereka, pula penindasan tidak henti dari pihak-pihak yg membenci mereka ialah kebiasaan yg mesti mereka terima sbg Orang Rohingya.

Sehingga dari itu, pantaslah kalau mereka sekarang seperti menemukan “surga” dikala terdampar di daratan bumi Serambi Mekah, Indonesia. Sebahagian dari mereka, atas kebaikan Pemerintah Daerah Aceh Utara, ditampung di komplek Integrated Community Shelter (ICS), Blang Adoe, Kuta Makmur, yg dibangun Perbuatan Serentak Tanggap (ACT), selagi bln puasa, Juli-Agustus 2015. Kepada 6 Agustus yg dulu, berbondong-bondong dari gedung BLK Pemda Aceh Utara yg sumpek, menghuni 120 pintu rumah sementara (shelter) yg dibangun ACT.

Di ICS inilah, sebahagian gede keperluan jasmani & rohani mereka tercukupi. Ada masjid, taman, klinik kesehatan, juga beraneka acara pendidikan & ketrampilan yg dibutuhkan para manusia perahu tersebut. Bahkan waktu ini, acara pemberdayaan buat Rohingya sedang dibangun. Suatu pasar harian & pekanan, pun komplek peternakan sapi, siap dibangun buat Rohingya dgn melibatkan masyarakat Aceh kurang lebih ICS. Target ACT dgn acara komprehensif ini : Rohingya siap berdaya hadapi dunia, jikalau memang lah mesti meninggalkan Indonesia.

Kegiatan yg terlihat tidak sempat berakhir ada di Masjid Arakan. Bangunan suci yg jadi ekspresi dahaga spiritual muslim Rohingya. Mereka memang lah menggunakan Masjid Arakan, yg terdapat ditengah komplek ICS, buat bermacam aktivitas positif. Terkecuali shalat lima ketika berjamaah, mereka pun menggunakan utk gerakan menuntut ilmu membaca Al-Quran, posting & membaca huruf latin, mempelajari bahasa Indonesia, Inggris, dan seterusnya.

(ApikoJM – CAL)

img : ACT

Sumber

Tinggalkan komentar