Kisah Pilu dari Nelayan Gaza Palestina

Nelayan Gaza Palestina

Tidak dapat dimungkiri, perang & konflik datang silih berganti. Ketika gejolak konflik di Palestina tetap berada kepada ketidaktentuan nasib, muncul konflik baru di negara Suriah & yg terupdate konflik di negara Yaman. Jutaan jiwa penduduk sipil menjadi korbannya. Keamanan & kedamaian masyarakat sipil lenyap seketika. Perang cuma mengambil duka & tumpukan masalah sosial yg semakin menumpuk bahkan makin berlarut.

Seperti yg sekarang tetap dirasakan oleh sebahagian agung warga Gaza, Palestina. Waktu perhatian publik dunia mengarah segera ke negara Suriah sebab gejolak peperangan antara ISIS & rezim Bashar al Assad, di ketika yg sama penderitaan masyarakat Palestina juga belum berhenti. Satu Buah kisah pilu dari penangkap ikan Gaza Palestina direportase serentak oleh kolega Tindakan Serentak Tanggap serta-merta dari Gaza.

Namanya Ali Semry Alagraa, seoang sosok penangkap ikan tangguh berumur 53 thn. Ali Semry sudah menghabiskan lebih dari 22 th hidupnya di laut utk menghidupi 9 anggota keluarganya yg lain. Ali bekerja mencari ikan dgn bersama nyaris semua anggota keluarganya.

Istri & anak-anak perempuanya bekerja menyiapkan jala, membersihkan perahu, & menyiapkan kebutuhan yang lain. Sedangkan empat anak laki-lakinya ikut bersamanya. Mereka bertugas melemparkan jala & menariknya menjaring ikan. Utk meraih sekian banyak kilogram ikan, mereka membutuhkan saat berjam-jam & kesabaran berlapis-lapis di tengah laut.

Peluang relawan lokal ACT buat mengahdiri Ali & keluarganya datang di akhir minggu sepekan dulu. Dikala relawan lokal ACT datang, mereka baru meraih nyaris 1 ember ikan mungil, satu ikan agak gede, & seekor kepiting yg ikut terjerat, yg lucunya mereka lepaskan lagi.

Sebelum agresi militer Israel atas Gaza Palestina thn 2014 dulu, kehidupan Ali condong tambah baik. Beliau berangkat menangkap tidak sedikit ikan, dulu menjualnya ke pasar skala akbar utk dipasarkan lagi ke restoran-restoran atau costumer yang lain. Sesekali dirinya sanggup meraih hingga 300 USD dalam sehari. Namun tidak jarang pun, buat memperoleh 80 USD saja, Ali Semry perlu business yg susah. Padahal, bersama harga serba mahal di Gaza, jumlah itu cuma lumayan buat menutupi budget membeli bahan bakar. tiada yg sanggup disisihkan utk membelikan makan bagi keluarganya.

Tapi ternayat keadaan itu tetap tambah baik daripada keadaan yg mesti Ali alami sesudah kebiadaban Israel, yg ‘memaksa’ beliau menelan pil pahit yang merupakan satu orang penangkap ikan.

Perahunya terbakar, jalanya sobek-sobek tidak karuan. Hatinya juga hancur berantakan. Ali bercerita dikala itu, walaupun dia tetap hidup, tetapi semangat hidupnya hampir tidak sama. Satu-satunya sumber penghidupan milik dia & keluarganya sirna. Lebih-lebih dia tidak tahu dapat meminta pertolongan kemana. Lautan Gaza terlihat hitam & gelap di matanya.

Namun Maha Benar Allah, & Janji-Nya buat tak ada sempat meninggalkan Hamba-Nya. Allah menakdirkan Ali jadi salah satu penerima manfaat acara pertolongan perahu penangkap ikan Gaza dari rakyat Indonesia lewat Perbuatan Serta-merta Tanggap (ACT). Ali mendapati perahu baru yg kasep. Kumplit dgn sepuluh lembar jala, & motor teppel berkekuatan 40 dayakuda yg mengijinkan Ali melaut lebih jauh, & menangkap lebih tidak sedikit ikan.

Setahun telah Ali memakai perahu itu utk mengarungi lautan Gaza. Bisa Saja Israel mampu membatasi jarak mereka melaut dgn segala teror & ancamannya. Namun mereka tidak dapat menjaring semangat para penangkap ikan Gaza. Ali bertekad bakal tetap berjuang buat menafkahi keluarganya, walau bisa jadi nyawa jadi harga yg mesti dirinya bayar buat itu.(act.id)

Sumber

Tinggalkan komentar