Yogyakarta Gempa, 5,6 Skala Richter

Gempa Yogya

Indonesia yakni negara rawan bencana, berbagai potensi bencana terhampar di tiap petak Indonesia. Satu potensi yg paling gede hadir dari mungkin jelek datangnya bencana gempa bumi. Pasalnya Indonesia ialah wilayah geografis yg dikeliling oleh beraneka lempeng agung benua. Wilayah Barat Sumatera & Selatan Jawa jadi ruangan yg amat sering dilanda gempa bumi. Di tempat ini, lempeng Eurasia & lempeng Indo Australia tetap bergerak bersama kecepatan yg konstan tiap-tiap tahunnya. Pergerakan ini membuahkan patahan atau sesar melintang ke bermacam arah. Patahan ini saling menghujam & seterusnya mengunci. Bila salah satu patahan terlepas, sehingga bakal melepaskan energi agung ke permukaan bumi, & terciptalah suatu gempa.

Fenomena inilah yg tempo hari kembali terekam & pernah menciptakan gugup warga. Satu Buah gempa bumi lumayan agung amat sangat terasa mengguncang wilayah selatan Yogyakarta terhadap 11 Nopember 2015 pukul 18 : 45 : 25 WIB. Berdasarkan keterangan tercatat dari Tubuh Meteorologi, Klimatologi & Geofisika seperti yg diberitakan oleh CNN Indonesia, gempa yg seketika menciptakan gugup warga Yogyakarta ini berlokasi di antara 8.97 Lintang Selatan & 110.19 Bujur Timur.

Gempa terasa teramat kuat & mengagetkan sebahagian akbar masyarakat Kota Yogyakarta dikala penduduk Yogya tetap belum beranjak dari gerakan ibadah disaat maghrib itu. Pasalnya gempa bumi Yogyakarta kali ini terekam dalam seismograf berkekuatan 5,6 Skala Richter & mempunyai kedalaman 93 km di bawah permukaan laut. Bagi masyarakat Bantul yg paling dekat dgn ruangan pusat gempa di Samudera Hindia, gempa Yogyakarta 5,6 skala richter tempo hari seketika membangkitkan ingatan mereka menyangkut catatan tidak baik gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 silam, saat itu gempa dgn kemampuan setara tapi kedalaman yg lebih dangkal mengguncang Jogjakarta, jadi catatan gempa fatal dgn korban tewas mencapai lebih dari 5000 jiwa.

Yogyakarta sampai kini benar-benar dikenal sebgai salah satu ruang rawan gempa di Indonesia. Kota Jogjakarta dilintasi oleh Sesar Opak yg membentang membelah Jogjakarta & Wonosari. Sesar Opak ialah jalur patahan di mana lempeng Eurasia & Indo-Australia saling bersubduksi satu sama lain. Waspada & aktif lakukan mitigasi bencana gempa bumi jadi pilihan penting yg dapat dilakukan oleh semua penduduk Yogyakarta yg hidup & melaksanakan berbagai gerakan di sepanjang zona rawan risiko bencana gempa.(cal)

Sumber

Tinggalkan komentar