Aung San Suu Kyi Menang Pemilu Myanmar

Suu Kyi

Kisah berkaitan Rohingya bisa jadi tidak dapat berhenti dalam sekian banyak thn ke depan, sewaktu identitas & kewarnegaraan Rohingya sbg hak asasi manusia yg paling basic belum sanggup dipastikan oleh negeri & bangsa manapun, sehingga kisah berkaitan Rohingya tetap dapat diperjuangkan. Tapi kayaknya secercah angan-angan baru mulai sejak sanggup terbayang bagi nasib orang Rohingya yg lebih baik. Tanda-tanda itu terbersit dari hasil pemilu Myanmar yg memenangkan Suu Kyi yang merupakan pemimpin baru negeri itu.

Seperti yg ketahuan, di Bln Nopember ini jadi tonggak peristiwa baru bagi penduduk Myanmar. Nopember 2015 ini terdaftar dalam histori negara Myanmar juga sebagai bln pemilu demokratis mula-mula kali yg diselenggarakan negeri yg diawal mulanya dipimpin oleh pihak Junta Militer ini.

Sesudah berhasil menjaga keamanan & melangsungkan pemilu bersama tidak tersendat, Partai opisisi pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi sejak mulai menggelorakan kemenangannya. Pasalnya, di minggu ke-2 ini, petinggi tinggi partai yg memegang kekuasaan negeri selagi sekian banyak dekade sudah menyebutkan bahwa mereka memang sudah kalah. Seperti yg diberitakan page Antaranews, Partai Persatuan Solidaritas & pembangunan (USDP) yg berkuasa ketika ini & mayoritas ialah kalangan militer menghadapi kekalahan telak bersama Partai pimpinan Suu Kyi sesudah cuma dapat meraih lima dari 440 kursi yg diperebutkan.

Saat prediksi seluruh orang telah berada terhadap rangkuman kemenangan telak bagi partai Aung San Suu Kyi dalam pemilu Myanmar, sehingga setidaknya pemilihan umum demokratis mula-mula kali ini bisa mengubah keseluruhan segala macam kebijakna negeri Myanmar sesudah sekian dekade dipimpin oleh kekuasaan Junta Militer.

Selagi sekian dekade terakhir, militer Myanmar sudah menguasai negeri & memaksa Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD), yg dipimpin oleh Suu Kyi utk bungkam & menghilangkan pemilu selagi sekian puluh thn. Sewaktu itu juga Myanmar dipimpin oleh militer yg menguasai negeri dgn tangan besi. Setidaknya sewaktu setengah abad pemimpin Myanmar dari kalangan militer tidak segan buat membunuh, menahan, & membungkam pembangkang negeri bersama kebijakan-kebijakan yg aneh & korupsi yg merajalela. Termasuk Juga salah satu peraturan yg tidak punya anggapan kedatangan orang Rohingya di Propinsi Rakhine, Myanmar.

Biarpun dalam pemilihan umum Myanmar ini beberapa orang Rohingya tidak meraih peluang & hak sama sekali buat memberikan nada, tetapi dunia menginginkan menyangkut nasib Rohingya yg beralih jadi tambah baik sesudah partai Aung San Suu Kyi diprediksi memenangkan pmeilu & jadi pemimpin baru negara itu..

Jikalau Suu Kyi nantinya jadi pemimpin baru Myanmar, orang –orang Rohingya mengharapkan ada keadilan baru yg sanggup mereka temukan. Saat demokrasi telah dijunjung tinggi oleh Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) di bawah kepemimpinan Suu Kyi, bukan tidak bisa jadi nasib Rohingnya perlahan bakal membaik & dipercaya kembali jadi masyarakat negeri Myanmar. Mudah-mudahan saja.(cal)

Sumber

Tinggalkan komentar