Bagai Bencana Tak Berujung: Gunung Sinabung Kembali Meletus

Sinabung, nama suatu gunung yg semakin tidak asing bagi sebahagian agung masyarakat Indonesia. Sinabung mengambil derita, Sinabung yaitu bencana, demikian bisa saja yg dirasakan oleh ribuan warga desa di kurang lebih Sinabung. Terhitung telah sejak 2013 silam, mereka tidur beratapkan terpal di pojok area pengungsian yg telah ditetapkan oleh Pemerintah Kab Karo, Sumatera Utara. Telah Nyaris 2 thn meletusnya Gunung Sinabung menciptakan hidup mereka nelangsa tidak berujung.

Saat Ini, sejak dua hri dulu, Sinabung kembali bergejolak. Guguran lava & aliran awan panas kembali deras menuruni lereng. tiada yg sanggup memprediksi kapan bencana letusan Sinabung ini mogok keseluruhan.

Seperti yg didapati, status Awas yg sudah ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana sejak awal Juni dulu memang lah betul prediksinya. Sejak 13 Juni dulu Gunung Sinabung kembali menunjukkan kegiatan vulkaniknya. Belasan sampai puluhan kali Sinabung sudah memuntahkan awan panas atau aliran piroklastik menuruni lereng ke arah tenggara.

Seperti yg dikutip dari portal Detik.com, luncuran awan panas Sinabung mencapai 3 Km menyusuri lereng. Semburan abu vulkanik pula mencapai ketinggian 1000 m bersama intensitas yg tidak mogok.

Sampai hri ini, terdapat 2.785 pengungsi yg berasal dari Desa Gurukinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, & Berastepu yg sukses dievakuasi sejak peningkatan kegiatan Sinabung 2 minggu dulu.

Erupsi Sinabung memang lah belum sanggup dijamin kapan berakhirnya. Aktivitasnya vulkanisnya bagaikan emosi anak mungil yg belum stabil. Sejatinya Sinabung yaitu gunung api purba yg telah sejak sekian ratus thn tidak sempat menunjukkan gejala vulkanis sama sekali. Catatan peristiwa menunjukkan Sinabung terakhir kali meletus kepada th 1.600 silam.

Tapi, diprediksi akibat pergerakan patahan di sepanjang jalur sesar Sumatera sudah menyebabkan Sinabung kembali aktif. Sejak 2010, seterusnya 2013 sampai saat ini gerakan vulkanis Sinabung sama seperti emosi anak mungil. Naik turun tidak menentu. Pernah berdiam normal sekian banyak bln dulu, setelah itu akhir Mei sampai awal Juni minggu ini Sinabung kembali menyandang status Awas, alias siaga 1 bencana gunung meletus.

Bencana tidak berujung yg dirasakan oleh ribuan pengungsi Sinabung bukan tidak beralasan. Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pernah launcing laporan perkiraan efek kerugian akibat erupsi Sinabung, seperti yg dilansir dari portal Kompas.com. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, erupsi sejak 15 September 2013 sudah menyebabkan kerugian masif sampai mencapai Rupiah 1.49 triliun lebih.

Rinciannya, Rupiah 896,64 yaitu kerugian yg dirasakan kepada bagian ekonomi produktif seperti, pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, & industri.

Selanjutnya, Rupiah 501 miliar kerugian dalam urusan permukiman, Rupiah 23,65 miliar kerugian di bagian infrastruktur, sosial Rupiah 53,43 miliar, & lintas bidang Rupiah 18,03 miliar. Tidak pelak lagi, Sinabung merupakan bencana masif yg sampai waktu ini masihlah menyisakan kepedihan & kerugian agung bagi penduduk terdampak letusan.(CAL)

Sumber

Tinggalkan komentar