Kemana Masa Depan Anak-Anak Pengungsi Rohingya?

Masa Depan Anak-Anak Pengungsi Rohingya

Telah lebih dari satu bln lamanya, uluran tangan populasi kemanusiaan Indonesia sukses merangkul ribuan pengungsi Rohingya yg terdampar di Aceh. Tidak cuma merangkul & mencukupi kepentingan mereka utk sementara, rombongan imigran krisis kemanusiaan asal Rakhine itu juga jadi perhatian publik internasional. Indonesia dianggap berhasil menampilkan sudut humanisnya buat mempermudah sesama umat manusia.

Ribuan pengungsi Rohingya yg terdampar di Aceh tidak semuanya berstatus dalam satu ikatan keluarga. Mirisnya, tidak sedikit di antara mereka yakni anak-anak dalam keadaan yatim piatu. Umumnya anak-anak Rohingya yatim piatu yg ikut melarungi Teluk Bengal diatas kapal tidak pantas ialah anak-anak yg telah tidak mempunyai keluarga lagi di Rakhine, Myanmar. Mereka ialah yatim piatu dikarenakan konflik yg menderu sejak puluhan th. Ada yg orang tuanya tewas akibat konflik antar etnis, ada serta yg orang tuanya sudah lebih dulu meninggalkan mereka di Rakhine buat mencari penghidupan & tugas di Thailand, Malaysia, ataupun Indonesia. Waktu Ini mereka ikut coba peruntungan tersebut, terombang-ambing di tengah Samudera tidak pasti arah. Menginginkan keajaiban akan dipertemukan kembali dgn orang lanjut umur mereka, entah di mana berada.

Pemerintah Indonesia lewat banyaknya komune & aktivis kemanusiaan, tidak selain Perbuatan Serentak Tanggap (ACT) memberikan responsnya terkait kenyataan adanya anak yatim-piatu dalam rombongan Rohingya di Aceh. Dgn banyaknya kalangan & pemerintah Republik Indonesia, anak-anak yatim piatu Rohingya yg saat ini berada di Aceh bakal ditampung di jumlahnya pondok pesantren di Pulau Jawa.

Berdasarkan data dari Pegawai kemanusiaan lokal yg di lansir oleh page VOA Indonesia menyebut bahwa dengan cara umum keadaan kesehatan pengungsi Rohingya telah sejak mulai membaik, terutama anak-anak. Kusus utk kaum wanita & anak-anak telah sedari awal mendapat pendampingan kusus dari beraneka populasi internasional.

Layak ketahuan bahwa anak-anak Rohingya, tidak tidak cuma para yatim piatu telah sejak lama bahkan sejak lahir tidak sempat mendapat kesejahteraan pendidikan sama sekali di tanah kelahiran mereka, Rakhine.

Hak anak-anak etnis minoritas Rohingya buat mendapati pendidikan basic diputus habis oleh pemerintah Myanmar akibat ketidakjelasan status penduduk negeri bagi etnis Rohingya. Tapi tidak cuma di Rakhine, bahkan anak-anak & yatim-piatu di Kuala Lumpur Malaysia juga tetap belum sanggup memperoleh pendidikan yg patut. Status sbg pengungsi UNHCR cuma memberikan mereka hak buat pendidikan di sekolah swasta yg dengan cara dengan dikelola oleh UNHCR.

Terkait hal itu, Menteri Sosial Republik Indonesia, Khififah Indar Parawansa terhadap dua minggu dulu sempat menjanjikan ada seputar 12 pesantren di Jawa, terutama di jatim & Jawa Barat yg menyebut kesediaan & keikhlasannya buat menampung anak-anak pengungsi Rohingya, terutama bagi anak-anak yatim piatu.

Pondok Pesantren yang merupakan Penampungan sementara atau permanen bagi anak-anak Rohingya bakal tergantung terhadap kebijakan jangka panjang yg dapat diambil oleh pemerintah Indonesua. Tapi setidaknya, bermacam macam pertolongan & perhatian intensfif yg diberikan Indonesia & beberapa ratus Instansi kemanusiaan di Aceh sudah terhubung mata dunia bahwa Indonesia & berbagai komune kemanusiaan di dalamnya merupakan mediator kunci buat wujudkan kedamaian di kancah ASEAN. (CAL)

Sumber

Tinggalkan komentar