Waspada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah di Indonesia

demam berdarah Indonesia

Melansir dari pemberitaan CNN Indonesia, Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indoneisa menyebutkan setidaknya ada sekitar 511 kabupaten/kota di Indonesia berpotensi menjadi tempat berkembangnya demam berdarah. Apa artinya angka statistik tersebut?

Statistik tentang 511 Kabupaten/Kota di Indonesia yang terancam bahaya nyamuk demam berdarah menggambarkan bahwa hampir tak ada satupun wilayah di Indonesia yang tidak menjadi endemik terhadap penyakit demam berdarah. Jakarta tak terkecuali, ancaman demam berdarah di Jakarta betul terjadi.

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menjadi satu dari sekian banyak daerah endemik bahkan diperkirakan jadi kawasan darurat demam berdarah. Sebab satu faktor pendukung berkembangnya nyamuk endemik demam berdarah adalah kondisi lingkungan yang kurang kondusif, tidak higienis, dan penuh dengan masalah khas perkotaan: seperti banjir, dan sistem drainase yang buruk. Drainase yang tidak berjalan sebagaimana fungsinya akan membuat air mudah tergenang. Di lokasi genangan air itulah koloni nyamuk Aedes aegypti bisa berkembang sangat pesat.

Dari laman CNN dikutip, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Mohamad Subuh smenegaskan kembali posisi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang sangat rawan terkena darurat demam berdarah. Menurut, Subuh banyaknya saluran air yang mampet dan menimbulkan genangan bahkan banjir di Jakarta akan menyebabkan jentik-jentik nyamuk Aedes spp bisa tumbuh subur dan makin bertambah populasinya.

Ditambah lagi, perkembangan pembangunan kota-kota di sekitar Jakarta terus menerus berkembang pesat. Imbas dari banyaknya proses pembangunan di Jakarta dan kota-kota sekitarnya adalah ketika tempat pemukiman baru semakin padat dan semakin kumuh. Kemudian ditambah pula dengan banyaknya galian bekas proyek kabel atau pembangunan yang tidak tertutup sempurna, sehingga menyebabkan air mudah menggenang dan mengundang nyamuk demam berdarah berkembang biak.

Walaupun memang sebetulnya angka statistik penderita demam berdarah di Indonesia lebih menurun di tahun 2015 ini daripada tahun 2014 lalu. Melansir CNN, untuk tahun 2015 jumlah kasus DBD cenderung mengalami penurunan dari tahun 2014. Di periode Oktober-Desember 2015, jumlah kasus DBD menurun menjadi 23.882 kasus. Padahal tahun sebelumnya mencapai 7.244 kasus.

Angka kematian pun cenderung mengalami penurunan. Pada 2014 jumlah kematian akibat DBD mencapai 197 jiwa sedangkan pada 2015 jumlah kematian dalam rentang waktu tiga bulan tersebut hanya mencapai angka 100 jiwa.

sumber

Tinggalkan komentar