Bendungan Katulampa Dipasangi Sistem Informasi Canggih

Bendungan Katulampa

Kemungkinan jikalau dihitung-hitung, upaya utk mengantisipasi risiko banjir di Jakarta yaitu yg paling memakan tidak sedikit ketika & budget. Di Lihat dari histori bencana banjir di Jakarta, tidak aneh memang lah bermacam macam upaya dilakukan demi mengurangi & bahkan menghilangkan sama sekali risiko banjir gede di Jakarta. Sebabnya banjir di Jakarta yaitu histori yg senantiasa berulang. Banjir telah sejak beberapa ratus th dulu terdaftar dalam histori kebencanaan di Ibukota.

Kalau diliat dari lantaran paling awal, banjir di Jakarta terhadap kenyataannya bukan disebabkan oleh hujan deras yg berjalan di Ibukota. Alasannya dikarenakan banjir di Jakarta amat sering merupakan kiriman air teramat deras yg datang dari hulu (muara sungai) yg ada di kawasan Bogor. Menjadi kalau Bogor dilaporkan sedang hujan deras, sehingga air kiriman amat deras yg datang dari hulu sungai-sungai yg membelah Jakarta ialah ancaman banjir bagi penduduk Ibukota.

Sewaktu ini buat mengurangi & mengatur kiriman derasnya air yg mengalir dari hulu sungai di Bogor sebelum tiba di Jakarta dilakukan di Bendungan Katulampa. Bendungan lanjut umur yg dibangun terhadap pemerintahan kolonian Belanda terhadap thn 1911 ini terhadap awalnya berfungsi sbg fasilitas irigasi lewat saluran Kali Baru Barat & Kali Baru Timur. Tapi sekarang ini, fungsi dari Bendungan Katulampa bertambah, dikarenakan sewaktu sekian banyak dekade terakhir, Bendungan Katulampa jadi fasilitas info dini pada arus ajaran air yg bakal mengalir menuju ke Sungai Ciliwung yg membelah Jakarta.

Mengingat pentingnya fungsi Bendungan Katulampa sbg penanda bahaya datangnya banjir bagi penduduk Ibukota Jakarta di hilir sungai, Balai Gede Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Kementerian Tugas Umum & perumahan rakyat (PUPR) mengaplikasikan system berita mutakhir yang merupakan fasilitas peringatan bahaya banjir bagi penduduk Jakarta.

System penyampaian berita ini berbasis system manual & system telemetri. Jikalau fungsi dari system manual cuma berdasarkan pemantauan lewat penglihatan visual, tidak sama bersama system kabar berbasis telemetri.

System telemetri yakni sejenis technologi yg mengijinkan pengukuran jarak jauh & pelaporan info pada operator dari system ini. Dari & menuju Bendungan Katulampa telah ditempatkan jumlahnya 37 pos utk menilik keadaan ketinggian air. Rinciannya 22 pos memakai system telemetri, & 15 pos memakai system manual. Pos-pos itu di lengkapi 40 penjaga yg menginformasikan ketinggian air di tiap-tiap pos

Jikalau keadaan air di Bendungan Katulampa mencapai level Siaga 1, sehingga air banjir yg bergitu deras dari wilayah hulu di Bogor mampu masuk ke Jakarta dalam rentang saat 7-8 jam sesudah melintasi Bendungan Katulampa. (cal)

img : liputan6

Sumber

Tinggalkan komentar