Pengungsi Rohingya di Malaysia dalam Kebimbangan Hidup

rohingya-di-malaysia

Bagi para imigran pengungsi Rohingya, Malaysia merupakan angan-angan baru, area dimana kebaikan hidup & sedikit rezeki setidaknya bakal dicapai. Malaysia jadi tanah yg menjanjikan dgn segala gemerlap kotanya. Bagi mereka, pilihan pelarian dari kekejaman & penyiksaan di Rakhine Myanmar cuma ada tiga, Thailand, Indonesia, atau Malaysia. Jikalau lolos dari bisa saja kematian & kelaparan selagi perjalanan laut & melewati hutan belantara dari Myanmar menuju Malaysia, sehingga keramahan muslim Malaysia merupakan penantian yg paling baik bagi mereka. Malaysia juga menjanjikan arena lapang tugas yg lebih tidak sedikit dibanding di Indonesia & Thailand, menurut pemikiran mereka.

Tapi ternyata, bayangan kebaikan hidup di Malaysia tidak seperti yg dibayangkan pada awal mulanya. Setidaknya itulah yg dialami oleh ribuan imigran orang Rohingya yg sudah menetap di Malaysia sejak sekian banyak dekade dulu, kala periode dimana penindasan & penyiksaan terhidap Rohingya baru saja tersulut.

Nyaris tiga dekade sejak Hamid Hussein Abul Khair tiba di tanah menjanjikan, negara Jiran Malaysia. Tapi kemiskinan & status tidak mempunyai kewarganegaraan tetap melekat erat dalam jatidiri Hamid beserta anak & istrinya, seperti kisah yg dilansir dari VOA Indonesia.

Masyarakat Rohingya di Malaysia terus saja mesti menerima kenyataan yg memilukan, kebimbangan hidup tetap menghantui tiap hri mereka. Sejauh apapun mereka berusaha hak hidup yg lebih patut, mereka tidak bakal bisa bekerja legal di Malaysia, Thailand, demikian serta Indonesia.

Buat ketahuan, tiga negeri maksud para orang Rohingya yg melarikan diri dari kekejaman Rakhine, yakni : Thailand, Malaysia, Indonesia sampai detik ini tak mengakui pencari suaka & pengungsi, sebab tiga negeri itu tidak ikut menandatangani Konvensi Pengungsi yg digulirkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Akibatnya, tidak dengan tugas yg legal, ribuan orang Rohingya di Malaysia cuma dapat masuk ke dalam pekerjaan-pekerjaan bernoda, dgn gaji yg jauh dari kata patut.

Malaysia juga tidak dapat dipaksa utk mengakui kewarganegaraan mereka. Saat Ini, beberapa orang Rohingya semakin terjebak dalam kebimbangan status. Mereka bagaikan etnis tidak dianggap dimuka bumi manapun. Sbg anak manusia mereka cuma sanggup pasrah berada dalam takdir dilahirkan sbg Rohingya, etnis paling tertindas di dunia menurut PBB.

Tetapi, bagi mereka, sedikit kebaikan dari Pemerintah Malaysia yg mengijinkan mereka utk mengadu nasib di Malaysia yaitu keberkahan mengagumkan. Walau di Malaysia mereka tetap mesti menerima kenyataan kemiskinan yg ga ada putus, tugas ekstrem & kumuh, komplit dgn tidak tersedianya sarana pendidikan negara lebih-lebih kesehatan free bagi pengungsi Rohingya. Tapi hidup susah di Malaysia setidaknya lebih baik atau jadi langkah baru dalam histori kehidupan mereka yang merupakan orang Rohingya.

Menurut catatan UNHCR seperti yg dikutip dari VOA Indonesia, ada lebih dari 150.000 jiwa pengungsi Rohingya di Malaysia. Angka tersebut diperkirakan dapat konsisten meningkat mengingat gelombang eksodus imigran gelap Rohingya ke Malaysia tetap konsisten berjalan sampai sekarang, lewat tangan-tangan keji business penyelundup manusia.

Di Malaysia, sebahagian agung etnis Rohingya hidup di permukiman kotor, berdesak-desakan dalam rumah susun yg bernoda atau bangunan-bangunan bobrok lain. Cakupan tugas beberapa orang Rohingnya di Malaysia tidak lebih dari pekerja konstruksi, pekerja kasar pabrik atau perkebunan.(ijl)

Sumber

Tinggalkan komentar